Masa muda adalah salah-satu nikmat besar yang Allah –subhanahu wata’ala- karuniakan untuk setiap hamba -Nya. Pada saat melewati masa-masa itu, tentu saja terjadi berbagai perbedaan antara satu orang dan yang lainnya.
Sebagian orang menghabisi masa mudanya untuk hal-hal yang lebih condong kedunia tanpa memikirkan akhirat. Berbagai trend modern diikutinya, tidak ketinggalan satu trend baru kecuali ia ikuti. Namun Sebaliknya, ada pula sebagian pemuda lebih memilih untuk mengejar targetnya masa depan, mempersiapkan diri sejak dini untuk menghadapi tantangan zaman yang lebih berat. Mereka pun belajar di sekolaah-sekolah, pesantren, duduk bersama para ulama untuk mempelajari ilmu, mereka haus akan ilmu. Maka, merekalah pemuda-pemuda yang beruntung dimasa mudanya.
Saudaraku…
Seandainya kita mau menelisik kehidupan generasi muda di zaman salafus shalih, akan kita dapatkan betapa semangat mereka mengebu-ngebu untuk mendapatkan walau hanya setetes ilmu. Masa muda mereka adalah masa muda yang berguna untuk agama, nusa dan bangsa. Mereka selalu mengisi hari-hari mereka dengan hal-hal yang bermanfaat.
Perhatian islam terhadap para pemuda
Betapa pentingnya peran pemuda dalam melanjutkan estafet masa depan, maka telah banyak ayat beserta hadist-hadist yang membicarakan tentang pemuda, seperti firman Allah berikut ini, “Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan Kami tambah pula untuk mereka petunjuk.” (QS. Al-Kahfi: 13)
Ayat ini menceritakan tentang semangat pemuda-pemuda ash-habul kahfi dalam melaksanakan syariat-syariat agama Allah sampai pada akhirnya mereka mau dibunuh oleh raja yang berkuasa pada waktu itu, namun kemudian Allah menunjukmereka ke goa.
Kenapa pemuda?
Karena pemuda adalah pemimpin-pemimpin masa depan, bapak dari anak-anak masa depan serta baik dan buruknya masa depan bangsa dan agama ini ada ditangan pemuda.
Pemimpin yang sekarang berkuasa semakin hari umurnya pun semakin meningkat dan semangatnya untuk melanjutkan hidup pun semakin melemah, seperti yang digambarkan oleh Allah dalam fimannya,
“Allah, Dialah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah kuat itu lemah (kembali) dan beruban..” (QS. Ar-Ruum: 54)
Prinsip Pemuda Muslim
Satu matlamat jelas yang diwariskan oleh Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wasallam- untuk umatnya, sebuah hadist yang menuntun kita untuk menggunakan masa muda kita sebaik mungkin, “Gunakanlah lima hal sebelum berlalu lima hal : Masa mudamu sebelum datang masa tuamu, sehatmu sebelum sakitmu, kayamu sebelum miskinmu, masa luangngmu sebelum masa sibukmu dan masa hidup mu sebelum matimu” (HR. Al-Hakim dalam Al-Mustadraknya, no. 7927, An-Nasaai dalam Al-Kubra, no. 11832)
Al-Imam Al-Munawi –rahimahullah- mengatakan, “ Barulah seseorang betul-betul mengetahui nilainya Lima hal ini (waktu muda, masa sehat masa luang, masa kaya dan waktu ketika hidup) setelah kelima hal tersebut hilang.” (Lihat: At-Tafsir bi Syarhi Al-Jami’ Ash-shaghir, jilid 1, hal. 356)
Saudaraku...
Semua karekter dan kriteia yang disebutkan didalam hadist diatas ada pada jiwa seorang pemuda. Seorang pemuda masih sehat dan kuat, masih kaya dan masih banyak waktu kosong bagi mereka. Maka beruntunglah bagi pemuda pemuda yang bisa menggunakan masa mudanya sebaik mungkin, mereka itulah yang disebutkan dalam hadist Rasulullah –shallallahu’alaihi wasallam-, “Tujuh golongan yang mendapat perlindungan Allah pada hari tidak dimana tidak ada perlindungan kecuali perlindungannya (disebutkan diantaranya):…. Dan seorang pemuda yang tumbuh dalam keadaan beribadah kepada Allah,..” (HR. Bukhari, no. 1432 dan Muslim, no. 1031)
Pemuda dan semangat menuntut ilmu
Ilmu lah yang akan membimbing kehidupan seseorang menjadi lebih baik, dengan ilmu Allah mengangkat derajat seorang budak melebihi derajat tuannya, seorang rakyat melebihi pemimpinnya, hanya karena ilmu. Sampai-sampai salah seorang ulama mengatakan.
Begitu pentingnya ilmu dalam kehidupan seorang hamba. Maka sungguh mustahil bagi orang-orang yang beranggapan, “Kecil dimanja, muda foya-foya, tua kaya raya, dan mati masuk surga.”, karena ilmu tidak akan didapatka dengan sifat dan hal-hal seperti itu. Maka, tidak heran jika al Imam asy Syafi’i rahimahullah sampai mengatakan,
“Barangsiapa yang tidak pernah mencicipi pahitnya belajar
Maka dia akan meneguk hinanya kebodohan di sepanjang hidupnya
Barangsiapa yang tidak menuntut ilmu di masa muda
Maka bertakbirlah empat kali, karena sungguh dirinya telah wafat”
(Diwan al Imam asy Syafi’)
Masa muda modal masa tua
Beramal untuk masa tua adalah salah satu cara untuk tidak terperosok dalam jurang kegagalan masa depan, istilah “madsur”, masa depan suram, yang sering terdengar ditelinga kita. Nuang jauh-jauh kata ini, jangan kekangkan jiwa mudamu untuk melaksanakan suatu hal positif hanya karena sebuah alasan kecil.
Sebelum masa itu berlalu
Setiap kita akan melalui masa mudanya. Maka sebelum penyesalan menghampiri kita, lakukanlah dari sekarang. Penuhilah rasa hausmu akan ilmu dan beramallah sebelum terlambat. Alangkah indahnya untaian sya’ir imam Asy-Syafii -rahimahullah- dalam diwannya,
تَبْغِيْ النَّجَاةَ وَلَمْ تَسْلُكْ طَرِيْقَتَهَا * اِنِّ السَّفِيْنَةَ لَاتَجْرِيْ عَلَى اليَبَسِ
“Engkau menghendaki kesuksesan namun engkau tidak menempuh jalannya..
Sesungguhnya perahu tidak berjalan diatas padang pasir”
Ingatlah wahai saudaraku…
Setiap kita akan ditanya diakhirat kelak tentang masa mudanya untuk apa ia habiskan dengannya, sebagaimana Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wasallam- bersabda, “Takkan bergeser kedua kaki manusia pada hari kiamat sampai selesai ditanya tentang empat perkara: tentang umurnya, untuk apa dihabiskan; tentang masa mudanya, untuk apa dipergunakan; tentang hartanya, dari mana diperoleh dan untuk apa dibelanjakan; dan tentang ilmunya, apa yang sudah diperbuat dengannya.” (HR. Tirmidzi no. 2417, dan beliau berkata “hadits hasan shahih”. Dishahihkan oleh Asy-Syaikh Albani dalam silsilah Ash-Shahihah, hadits no. 946)
Saudaraku...
Ingatlah akan sabda Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wasallam-,
إِذَا مَاتَ اِبْنُ آدَمَ اِنْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثٍ : عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ ، أَوْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُوْ لَهُ
“Jika manusia itu mati, maka amalannya akan terputus kecuali tiga perkara: Ilmu yang bermanfaat, sedekah jariyah, dan anak shalih yang selalu mendoakanny.” (HR. Muslim no. 1631, dari Abu Hurairah)
Maka, kita berharap kepada Allah semoga diberikan umur yang barokah, masa muda yang cerah dan selalu dalam bimbingan Allah -subhanahu wata'ala- sampai bertemu dengannya dihari akhir kelak. Wallahu'alam bisshowab
-----------------------------------
Oleh: Hamdani Aboe Syuja'
Sumber: Buletin Nidaaul Irsyad, edisi , Muharram-1434 H
0 komentar:
Posting Komentar