Sabtu, 09 Mei 2020

Sistem Talaqqi dalam Belajar Al-Quran

Sahabat al-Quran, diantara salah satu sunnah al-Quran al-Karim adalah belajarnya dengan cara talaqqi wal musyafahah ( ٱلتَّلَقِّيُّ وَٱلمُشَافَهَةُ ) yaitu bertemu dan belajar langsung dari pengucapan Sang Guru. Inilah cara belajar yang paling utama diantara wasilah-wasilah lainnya seperti melalui Televisi, Youtube, Buku, dll. Adapun melalui media-media tersebut hanyalah sebagai alternatif yang Allah mudahkan untuk kita, utamanya untuk pelosok-pelosok daerah yang belum ada guru al-Quran yang mumpuni.


Sunnah Talaqqi inilah yang dipraktekkan oleh para salafus shalih, orang-orang sebelum kita dalam kebaikan, baik para sahabat maupun ulama, seperti halnya yang dikatakan oleh Ibnu Mas’ud h,
وَٱللَّـٰهِ لَقَدْ أَخَذْتُ مِنْ فِيِّ رَسُولِ ٱللَّـٰهِ – G بِضْعًا وَسَبْعِيْنَ سُوْرَة
“Saya telah menghafal dari pengucapan (mulut) Rasulullah (secara langsung) sebanyak 70 sekian surat” 

Yang menguatkan hal tersebut juga hadist Rasulullah g,
ٱسْتَقْرِئُوا ٱلقُرْآنَ مِن أرْبَعَةٍ: مِن عبدِ اللَّـٰهِ بنِ مَسْعُودٍ فَبَدَأَ به, وسَالِمٍ مَوْلَى أبِي حُذَيْفَةَ, وأُبَيِّ بنِ كَعْبٍ, ومُعَاذِ بنِ جَبَلٍ
“Mintalah bacaan (ambillah al-Quran) dari empat orang : Abdullah bin Mas’ud, Rasulullah memulai dengannya, Salim budaknya Hudzaifah, Ubai bin Ka’ab dan Mu’adz bin Jabal”

Sahabat al-Quran, mengikuti orang sebelum kita dalam cara belajar al-Quran adalah sunnah yang harus kita ikuti pula dan tidak boleh ada perbedaan mushaf al-Quran yang menjadi imam kita, atau perbedaan qiraah (bacaan) yang sudah masyhur. Sehingga Abu Muzahim Musa bin Ubaidillah al-Khaqaniy (248-325 H) mengatakan,
وإِنَّ لَنَا أَخْذَ ٱلقِرَاءَةِ سُنَّةً *** عَنْ ٱلأَوَّلِينَ ٱلمُقْرِئِينَ ذَوِى ٱلسِّتْرِ
“Dan sesungguhnya (kewajiban) terhadap kami dalam mempelajari al-Quran merupakan sunnah para Muqri (ahli al-Quran) generasi awal yang dzawis sitri (tertutup, tidak mau terkenal, tawadhu’)”
Dan berkata pula Abu Amru bin al-‘Ala’ r,
مَا قَرَأْتُ حَرْفًا إِلَّا بِأَثَرٍ وَسَمَاعٍ وَإِجْمَاعٍ مِنَ ٱلفُقَهَاءِ
“(Sugguh) aku tidak membaca (al-Quran) kecuali dengan Atsar (jejak/contoh), pendengaran dan Ijma’ (kesepatakan) para fuqaha (orang-orang faqih, berilmu)”

Sahabat al-Quran, semoga kita semua bisa mengikuti semua jejak-jejak para pendahulu kita dalam kebaikan, insyaAllah. Allahumma Aamin.

0 komentar: