Islam
bukanlah agama yang brutal, yang suka menghancurkan, yang suka
pembunuhan, tidak!. Bahkan islam adalah agama yang penuh dengan kasih
sayang. Agama yang mempunya simbolisme “Rohmatan lil'alami”,
yaitu agama yang penuh kasih sayang bagi seluruh penjuru alam.
Tidak
seperti anggapan orang-orang kafir yang mengatakan islam sebagai
agama yang haus darah, kejam dan serakah. Asumsi mereka salah 100%
jika mereka mau memperdalam agama islam ini. Islam tidak pernah
mengajarkan kekerasan ataupun tindak anarkis kepada orang yang tidak
berhak untuk dibunuh.
Begitu
pula dengan sebutan “Teroris” yang disematkan kepada orang-orang
islam. Apa yang melatarbelakangi mereka untuk mengatakan “teroris”
dari islam. Siapakah dibalik layar ini semua? Dan apaka yang mereka
inginkan dari sebutan fitnah ini. Padahal kalo kita mau menelisik
baik dari segi diniyah (agama islam) atau dari penelitian ilmiah,
maka akan kita dapatkan bahwa banyak asumsi-asumsi yang menolak dan
bahkan kontra dengan kata “teroris bersal dari islam”.
Islam
adalah agama rahmatan lil ‘alamin artinya Islam merupakan agama
yang membawa rahmat dan kesejahteraan bagi semua seluruh alam
semesta, termasuk hewan, tumbuhan dan jin, apalagi sesama manusia.
Sesuai dengan firman Allah dalam Surat al-Anbiya ayat 107 yang
bunyinya, “Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk
(menjadi) rahmat bagi semesta alam”. Islam melarang manusia berlaku
semena-mena terhadap makhluk Allah, lihat saja sabda Rasulullah
sebagaimana yang terdapat dalam Hadis riwayat al-Imam al-Hakim,
“Siapa yang dengan sewenang-wenang membunuh burung, atau hewan lain
yang lebih kecil darinya, maka Allah akan meminta pertanggungjawaban
kepadanya”. Burung tersebut mempunyai hak untuk disembelih dan
dimakan, bukan dibunuh dan dilempar. Sungguh begitu indahnya Islam
itu bukan? Dengan hewan saja tidak boleh sewenang-wenang, apalagi
dengan manusia. Bayangkan jika manusia memahami dan mengamalkan
ajaran-ajaran islam, maka akan sungguh indah dan damainya dunia ini.
Hanya
saja ada beberapa oknum dari pihak islam yang mengklaim jihad
dimanapun harus ditegakkan. Dan mereka hanya terlalu bersemangat dam
bab perang yang mereka klaim dengan jihad, padahal jihad ada waktu,
situasi dan tempatnya masing-masing.
Pengamat
sekaligus peneliti agama Islam asal Amerika Serikat (AS), Shabbir
Mansuri sangat tidak setuju dengan tudingan praktik terorisme
diidentikkan dengan Islam. “Justru ajaran Islam berpotensi
menciptakan kedamaian dunia bila diterapkan sesuai Alquran dan
Hadist,” tandas Shabbir.
Shabbir yang mengaku telah fokus meneliti ajaran Islam di 14 negara Eropa sejak puluhan tahun lalu memastikan tidak menemukan satu aktivitas yang mengajarkan muslim sebagai pengacau. Bahkan ketika penelitian yang melibatkan Los Angeles Times di kota Las Vegas yang terkenal sebagai “kota pendosa”, didapati umat muslim tetap melaksanakan ibadah.
“Penelitian di Las Vegas dilakukan 10 hari oleh reporter Los Angeles Times. Dalam suatu laporannya, dia memuat foto sopir taksi membaca Alquran dengan suasana matahari terbenam (magrib),” kata Shabbir ketika berkunjung ke Kantor Konsulat Jenderal Amerika Serikat di Medan, Jumat (8/3) petang.
Hasil karya jurnalistik itu disebutnya sebagai kesimpulan kalau muslim tidak mudah terpengaruh dengan lingkungan yang berlainan dengan ajarannya, sekaligus tidak berniat mengganggunya. “Lakum diinukum wa liya diin betul-betul diterapkan muslim. Sama sekali tidak ada intimidasi terhadap agama lain,” kata Shabbir yang hingga kini taat menjalankan ajaran Islam bersama tiga anak dan dua cucunya.
Pria yang mendirikan Dewan Pendidikan Islam (CIE) di AS pada 1991 ini turut menyoroti peran media massa yang tak menyensor kolom opini yang menyudutkan Islam. Berdasarkan analisisnya, pemberitaan media di AS sebenarnya sangat berimbang, hanya saja hasil tulisan jurnalisme warga kurang mendapat perhatian. Akibatnya tulisan yang merugikan Islam kerap muncul.
Ia mengatakan perkembangan Islam di AS hingga kini cukup berkembang. Hanya saja diakuinya pascatragedi WTC informasi muslim agak tertutup. Namun Shabbir melalui organisasi yang dibentuknya tetap membantu membangun komunikasi antara muslim dengan masyarakat dari agama lainnya.
Shabbir yang mengaku telah fokus meneliti ajaran Islam di 14 negara Eropa sejak puluhan tahun lalu memastikan tidak menemukan satu aktivitas yang mengajarkan muslim sebagai pengacau. Bahkan ketika penelitian yang melibatkan Los Angeles Times di kota Las Vegas yang terkenal sebagai “kota pendosa”, didapati umat muslim tetap melaksanakan ibadah.
“Penelitian di Las Vegas dilakukan 10 hari oleh reporter Los Angeles Times. Dalam suatu laporannya, dia memuat foto sopir taksi membaca Alquran dengan suasana matahari terbenam (magrib),” kata Shabbir ketika berkunjung ke Kantor Konsulat Jenderal Amerika Serikat di Medan, Jumat (8/3) petang.
Hasil karya jurnalistik itu disebutnya sebagai kesimpulan kalau muslim tidak mudah terpengaruh dengan lingkungan yang berlainan dengan ajarannya, sekaligus tidak berniat mengganggunya. “Lakum diinukum wa liya diin betul-betul diterapkan muslim. Sama sekali tidak ada intimidasi terhadap agama lain,” kata Shabbir yang hingga kini taat menjalankan ajaran Islam bersama tiga anak dan dua cucunya.
Pria yang mendirikan Dewan Pendidikan Islam (CIE) di AS pada 1991 ini turut menyoroti peran media massa yang tak menyensor kolom opini yang menyudutkan Islam. Berdasarkan analisisnya, pemberitaan media di AS sebenarnya sangat berimbang, hanya saja hasil tulisan jurnalisme warga kurang mendapat perhatian. Akibatnya tulisan yang merugikan Islam kerap muncul.
Ia mengatakan perkembangan Islam di AS hingga kini cukup berkembang. Hanya saja diakuinya pascatragedi WTC informasi muslim agak tertutup. Namun Shabbir melalui organisasi yang dibentuknya tetap membantu membangun komunikasi antara muslim dengan masyarakat dari agama lainnya.
Jadi
sangat tidak adil jika kita menyudutkan islam karena banyaknya
teroris di negri ini yang beragama islam.Tulisan ini bukan bermaksud
untuk membela para teroris meski mereka seagama dengan penulis, tapi
tulisan ini ingin menyajikan fakta pada pembaca bahwa
dalam ajaran islam tindakan terorisme itu sendiri dilarang bahkan
diancam dengan siksa yang pedih bagi para pelakunya.
Penulis: Aboe syuja'
0 komentar:
Posting Komentar