Budaya menebarkan salam adalah budaya yang sudah diwarisi secara turun-temurun, sejak Nabi Adam diciptakan sampai saat ini bahkan akan berlanjut sampai akhir zaman. Sebagaimana yang digambarkan dalam sebuah hadist Nabi -Shallallahu 'alaihi wasallam-,
“لما خلق الله آدم, ونفخ فيه الروح عطس, فقال: الحمد لله, فقال له ربه : يرحمك الله. يا آدم! اذهب إلى أولئك الملئكة -إلى ملاء منهم جلوس- فقل : السلام عليكم. قالو : وعليك السلام ورحمةالله. ثم رجع إلى ربه فقال : إن هذه تحيتك وتحية بينك بينهم"-رواه الترميذي : 3368. وحسنه-
“Ketika Allah menciptakan Adam dan meniupkan ruh (kedalam tubuhnya), iapun bersin dan mengucapkan : Alhamdulillah. Ia memuji Allah dengan izin-Nya. Allah pun menjawab : Yarhamukallah. Wahai Adam! Pergilah kepada para malaikat itu -sekolompok malaikat yang sedang duduk dalam majlis- dan katakan pada mereka : Assalamu'alaikum. Maka Malaikat itupun menjawab : Wa'alaikas salam warohmatullah. Kemudian ia pun beranjak pergi kepada Robbnya. Allah berfirman : ini adalah ucapan salammu dan salam antara anak-cucumu” (H.R. At-Tirmidzi : 3368. dan ia menghasankannya)
Namun, fenomena miris yang sering kita jumpai dikalangan sobat muda, mereka menggantikan ucapan salam yang diajarkan oleh Nabi -Shallallahu 'alaihi wasallam- dengan kalimat atau premis-premis lain, yang lebih condong kegaya ala barat. Seperti : Good morning!!, itu kalau diwaktu pagi. Nanti kalau waktu siang berubah “Good evening”, terus kalau malam “Good Night”. Atau yang lebih kearabannya, misalnya “Shobaahul khair”, dll. Itu semua tidak pernah diajarkan oleh panutan kita, Nabi Muhammad -Shallallahu 'alaihi wasallam-. Karena beliaulah suri tauladan dalm keseharian kita, dan ucapan salm yang diajarkan oleh beliau adlah “Assalaamu 'alaikum warohmatullahi wabarokaatuh”. Ini sudah sangat sempurna, didalamnya mengandung doa keselamatan dan keberkahan bagi tiap-tiap muslim yang mengucapkannya.
Maa Baalu hum??
Ada apa dengan mereka? What happen with them?, menggantikan kalimat salam yang sesuai dengan tuntunan Rasulullah -Shallallahu 'alaihi wasallam- dengan kalimat salam yang tidak pernah diajarkan oleb beliau sama sekali. Pertanyaan besar buat para kawula muda abad 21 ini??.
Nah, ada lagi fenomena lain yang juga sering kita jumpai di kalangan kawula muda sobat muslim, mereka menggantikan salam yang sesuai tuntunan Nabi dengan hanya mengangkat telapak tangan atau mengangkat telunjuk sebagai isyarat salam sapa. Ketika ditanya, katanya ikut gaya pemain bola atau ikut gaya presiden fulan yang setiap selesai menyampaikan pidatonya ia mengangkat jari telunjuknya atau mengangkat telapak tangannya.
Sob, inilah salam orang-orang Yahudi dan Nasrani yang dikabarkan oleh Nabi -Shallallahu 'alaihi wasallam- dalam hadistnya,
“ليس منا من تشبه بغيرنا, ﻻتشبهوا باليهود وﻻبالنصارى, فإن تسليم اليهود الإشارة باﻷصابع, وتسليم النصارى الإشارة بالأكُفِّ”(رواه الترميذي : 2690). وانظر صحيح الترميذي.
“Bukanlah dari golongan kami yang menyerupai selain kami. Janganlah kalian menyerupai orang-orang yahudi atau nasrani. Karena sesungguhnya ucapan salm orang yahudi adalah isyarat dengan jari-jari dan ucapan salam orang nasrani adalah isyarat dengan telapak tangan ” (H.R. Tirmiszi : 2690. lihat kitab shohih Tirmidzi)
Hukum mengucapkan salam
Mengucapkan salam sunnah hukumnya. Hal ini mengikuti perintah Nabi -Shallallahu 'alaihi wasallam-,
« أيها الناس أفشوا السلام، وأطعموا الطعام، وصلوا بالليل والناس نيام، تدخلوا الجنة بسلام » [رواه الترمذي].”
“Wahai sekalian manusia, sebarkanlah salam, berilah makan orang-orang miskin, sholatlah ditengah malam sedang manusia terlelap dalam tidurnya. Maka kamu akan masuk surga dengan selamat” (H.R. Tirmidzi)
Adapun menjawab salam hukumnya adalah wajib. Mengikuti perintah Allah -subhanahuwata’ala- dalam firmannya,
وَإِذَا حُيِّيتُمْ بِتَحِيَّةٍ فَحَيُّوا بِأَحْسَنَ مِنْهَا أَوْ رُدُّوهَا(النساء: 86)
“Apabila kamu dihormati dengan satu penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik atau yang serupa...” (Q.S. An-nisaa: 86)
Sufyan At-tsauri mengatakan dari seseorang, dari Al-hasan Al-bashri ia mengatakan : “Mengucapkan salam hukumnya sunnah, sedang menjawabnya adalah wajib”. Apa yang diucapkan ini sesuai dengan pendapat mayoritas ulama secara ijma'. Sesungguhnya menjawab salam adalah wajib bagi orang yang disalami, berdosa jika ia tidak melakukannya karena ia melanggar firman Allah diatas”.
UCAPAN SALAM YANG BENAR
Shiqot (ucapan) salam yang sesuai dengan tuntunan Rasulullah -shallallahu 'alaihiwasallam- adalah “Assalamu'alaikum” atau ditambah dengan “Assalamu'alaikum warohmatullah”, atau yang lebih sempurna dari itu “Assalamu'alaikum warohmatullahi wabarokaatuh”. Dan dari setiap ucapan itu mempunyai tinggkatan dalam ganjarannya. Hal ini di gambarkan dalam hadist nabi -shallallahu 'alaihiwasallam-,
“Seorang laki-laki datang menghadap Nabi -shallallahu 'alaihiwasallam- dan berkata : Assalamu'alaikum. Nabipun bersabda : Sepuluh. Lalu datanglah laki-laki yang lain dan berkata : Assalamu'alaikum warohmatullah. Nabi pun bersabda : Dua puluh. Kemudian datang laki-laki ketiga dan berkata : Assalamu'alaikum warohmatullahi wabarokaatuh. Nabi pun bersabda : tiga puluh ” (H.R. Abu dawud : 5195 dan Tirmidzi : 2689. Lihat kitab shohih At-tirmidzi: 2168)
Mainkan Etikanya
Nah, Sobat fata kudu tau adab-adab atau etika dalam mengucapkan salam. Berikut ini adalah beberapa adab mengucapkan salam yang disarikan dari kitab Mausuu'atul aadaabil islamiyyah, karya Syaikh Abdul Aziz bin Fathi As-sayyid Nada,
- Orang yang lebih muda mengucapkan salam kepada yang lebih tua, yang berkendaraan mengucapkan salam kepada yang berjalan, yang berjalan mengucapkan salam kepada yang berdiri dan yang berdiri mengucapkan salam kepada yang duduk,
- Tidak meniru ucapan salam orang kafir. Dengan “Good morning”, dll,
- Tidak mengucapkan salam kepada oarang non-muslim. Kalau mereka yang memulainya, maka cukup menjawabnya dengn kalimat “wa'alaikum”,
- Tidak mengucapkan salam ketika buang hajat,
- Mengulangi ucapan salam sebanyak tiga kali jika salam belum didengar. Misal, ketika berkunjung kerumah orang,
- Melirihkan ucapan salam saat melewati orang yang sedang tidur,
- Menghindari ucapan salam yang dikususkan untuk orang yang telah meninggal. Yaitu ucapan seseorang “'alaikassalam yaa fulan”( bagimu keselamatan wahai fulan). Akan tetapi, ucapkanlah “Assalamu 'alaikum”. Seorang laki-laki mendatangi rasulullah -shallallahu 'alaihiwasallam- dan berkata : 'Alaikassalam yaa Rasulullah. Maka Rasulullah pun bersabda,
لا تقل: عليك السلام, فإن عليك السلام تحية الموت
“Janganlah engkau mengucapkan : 'alaikassalam. Karena sesungguhnya 'alaikassalam adalah ucapan salam untuk orang yang telah mati” (H.R. Ahmad : III/482 dan Abu Dawud 4084)
- Dianjurkan untuk menyampaikan salam dari seseorang kepada orang lain.
''Seorang laki-laki datang menemui rasulullah -shallallahu 'alaihiwasallam- dan berkata : Sesungguhnya ayahku menitipkan salam untukmu. Maka rasulullah pun bersabda : bagimu dan bagi ayahmu salam” (H.R. Abu dawud : 5231). Lihat shohih abu dawud : 4358.
Nah, diakhir pembahasan ini, penulis ingin mengajak sobat muda fata untuk selalu membudi-dayakan syiar salam ini kepada siapapun, baik yang kita kenal maupun yang tidak kita kenal.
Wassalamu'alaikum warohmatullahi wabarokaatuh....
*****
Sumber: Majalah Elfata
Penulis: Aboe Syuja'
0 komentar:
Posting Komentar