Sabtu, 03 Januari 2015

,

JERAT-JERAT LISAN


Banyak orang yang melakukan ibadah shalat, puasa, shadaqah dan amalan-amalann lahiriyah lainnya. Namun sedikit diantara mereka yang memperhatikan dengan lisannya, apa dan untuk apa ia ucapkan?. Terkadang orang tanpa disadari dengan ucapannya bisa menjeratnya kedalam lubang api neraka,  dengan lisannya pula bisa mengantarkan pelakunya kedalam syurga Allah -subhanahu wata'ala-. 

Lisan yang tak bertulang, tapi memiliki kekuatan yang sangat spiritual dalam merubah sesuatu. Dari lisan keluar segala bentuk kebaikan dan kejelekan. Maka sungguh jerat-jerat lisan yang telah dikabarkan oleh Rasulullah -shallallahu 'alaihi wasallam- dalam hadits merupakan perkara besar yang akan menimpa umat ini.

Maka tak heran jika Rasulullah mengatakan dalam hadist bahwa muslim yang paling baik adalah yang paling bisa menjaga tangannya dan lisannya . Juga dalam hadistnya yang lain Rasulullah -shallallallahu 'alaihi wasallam- bersabda,
مَنْ يَضْمَن لِي مَابَيْنَ لِحْيَيْهِ وَمَا بَيْنَ رِجْلَيْهِ أَضْمَنْ لَهُ الْجَنَّةَ
“Barang siapa bisa memberikan jaminan kepadaku (untuk menjaga) sesuatu yang ada di antara dua janggutnya dan dua kakinya, kuberikan kepadanya jaminan masuk surga.” (HR Bukhari no. 6474)

Sobat, inilah bukti bahwa lisan adalah suatu benda yang sangat sakral. Apapun yang keluar dari lisanmu merupakan sebuah keputusan yang sudah kamu buat. Maka pikirkan sebelum anda berucap. Karena  semuanya akan dipertanggungjawabkan diakhirat kelak, semua yang keluar dari lisan anda dicatat oleh dua malaikat pencatat,
{مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ} -ق: 18-
Artinya: “Tiada suatu ucapan pun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir.” (QS. Qaaf: 18)

JERAT-JERAT LISAN
Yup, Penyakit dan musibah yang selalu menimpa umat manusia, semua bermula dari lisan yang tak bertulang ini. Berikut beberapa jerat-jerat lisan yang telah dijelaskan dalam hadist Nabi -shallallahu 'alaihi wasallam-. 
1. Al-Kadzib = Berbohong
Berbohong merupakan penyakit umat yang sangat sering dilakukan oleh orang yang tidak bisa menjaga lisannya. Bohong merupakan pintu masuk untuk kejahatan dan kerusakan yag lain. Tak ada seorang pun yang berbohong kecuali ia akan melakukan kebohongan yang lain dan terus-menerus demikian. 

Efek dari berbohong pun sangat berbahaya bagi dirinya dan masyarakat, pelaku kebohongan akan sangat dibenci dalam kehidupan bermasyarakat sosial. Ia pula yang akan menyebarkan permusuhan diantara masyarakat dengan kebohongannya. Seorang yang berbohong dapat mengantarkannya kedalam api neraka,   inilah hal yang sangat berbahaya. Seperti yang telah disinyalir dalam hadits Nabi -shallallahu 'alaihi wasallam-,

إيَّاكُم والكذبَ فإنَّ الكَذبَ يَهْدِيْ إلى الفُجُورِ وإنَّ الفجورَ يهدِي إلى النَّارِ وَلاَ يَزَالُ الرَّجُلُ يَكْذِبُ وَيَتَحَرَّى الكَذِبَ حَتىَّ يُكتَبُ عِنْدَ اللهِ كَذَّاباً
“Jauhilah perbuatan dusta. Sesungguhnya dusta menghantarkan pada dosa, dan dosa menghantarkan pada neraka. Dan seorang senantiasa berdusta, dan terbiasa berdusta hingga ditulis di sisi Allah sebagai pendusta.” (Muttafaqun ‘Alaihi)
2. Al-Ghibah = Mengungji
Dalam bahasa syariat ghibah dijelaskan dengan  (ذِكْرُكَ أَخَاكَ بِمَا يَكْرَهْ) Artinya “Engkau menyebut-nyebut saudaramu sesama muslim dengan hal-hal yang tidak dia sukai”. Hal ini jika apa yang dikatakan itu ada pada saudaranya, namun jika yang dikatakan tidak ada pada saudaranya tersebut berarti ia telah berbohong .  Hukum dari ghibah adalah haram. Allah -subhanahu wata'ala- berfirman dalam Al-Quran,

 وَلاَ يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيْهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوْهُ" -سورة الحجرات الآية 12
“Dan janganlah kalian mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebagian kalian menggunjing (ghibah) kepada sebagian yang lainnya. Apakah kalian suka salah seorang diantara kalian memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kalian membencinya. Dan bertakwalah kalian kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat dan Maha Pengasih.” (Al Hujurat: 12)

Al Imam Ibnu Katsir berkata dalam tafsirnya: “Sungguh telah disebutkan (dalam beberapa hadits) tentang ghibah dalam konteks celaan yang menghinakan. Oleh karena itu Allah Subhanahu wa Ta’ala menyerupakan orang yang berbuat ghibah seperti orang yang memakan bangkai saudaranya. Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala … (pada ayat di atas). Tentunya itu perkara yang kalian benci dalam tabi’at, demikian pula hal itu dibenci dalam syari’at. Sesungguhnya ancamannya lebih dahsyat dari permisalan itu, karena ayat ini sebagai peringatan agar menjauh/lari (dari perbuatan yang kotor ini -pent).”
3. An-Namimah = Adu domba
An-namimah juga diistilahkan dengan (نَقْلُ الأَخْبَارِ بَيْنَ النَّاسِ مِنْ أَجْلِ الإِفْسَادِ فِيْمَا بَيْنَهُمْ) , artinya “Menyebarkan berita diantara masyarakat dengan maksud dan tujuan untuk menyebarkan kerusakan dan permusuhan diantara manusia”. 

Rasulullah -shallallahu 'alaihi wasallam- pernah melewati sebuah kuburan yang sedang disiksa penghuninya. Beliau mengatakan bahwa orang tersebut disiksa bukan karena suatu hal yang besar, namun hanya karena tidak bersuci setelah kencing dan perbuatan adu domba yang ia lakukan. Beliau -shallallahu 'alaihi wasallam- juga bersabda,

"لاَ يَدْخُلُ الجَنَّةَ نَمَّام" متفق عليه.
“Tidak masuk surga orang yang melakukan adu-domba” (Muttafaqun 'alaihi)

Akhi fillah...
Semua hal diatas merupakan perkara yang haram dilakukan oleh seorang hamba, baik sedikit maupun banyak. Adapun semua pelakunya akan terhalangi dari masuk kedalam syurga Allah -subhanahu wata'ala-. Maka waspadalah!. 

Ingatlah sobat, bahwa setiap pagi anggota tubuh kita saling berkata kepada lisan untuk tetap menjaganya sampai tidak terjerumus dalam kedustaan, adu domba dan mengungjing. Karena disebabkan lisan anggota tubuh yang lainnya akan rusak. Lihat sabda Nabi -shallallahu 'alaihi wasallam- yang diriwatkan melalui jalur sahabat Abu Said Al-Khudri -radhiallahu 'anhu-,
إِذَا أَصْبَحَ ابْنُ آدَمَ، فَإِنَّ الأَعْضَاءَ كُلَّهَا تُكَفِّرُ اللِّسَانَ، تَقُوْلُ‏:‏ اِتَّقِ اللهَ فِيْنَا، فَإِنَّمَا نَحْنُ بِكَ‏:‏ فَإِنْ اسْتَقَمْتَ اِسْتَقَمْنَا وَإِنْ اِعْوَجَجْتَ اِعْوَجَجْنَا”‏.‏ ‏(‏‏(‏رواه الترمذي‏)‏‏)‏‏.‏
"Apabila seorang anak adam tiba diwaktu pagi, maka seluruh bagian anggota tubuhnya akan menghujat lisan. Mereka berkata: bertakwalah kamu kepada Allah terhadap apa yang akan menimpa kami. Karena jika kamu lurus (benar) maka kamipun akan lurus, namun jika kamu bengkok (salah) maka kamipun akan bengkok" (HR. Tirmidzi)

Sobat muda, berpikir dan timbanglah sebelum anda berkata dan berbuat. Tak ada yang berkutik didunia ini kecuali tercatat dalam kitab catata amalan seorang hamba. Jangan menganggap sebuah dosa dengan suatu hal yang kecil, karena semua yang kecil berpotensi menjadi besar dan jerat-jerat lisan merupakan dosa besar jika engkau melakukannya.

Apalah gunanya shalat anda jika anda masih suka berbohong? Apalah artinya sedekah anda jika anda masih suka mengungjing orang lain? Apalah artinya puasa anda jika anda masih suka mengadu domba?. Tinggalkanlah semua yang dilarang oleh Allah dan kerjakan semua yang diperintahkan oleh Allah. Sekecil apapun amalan kita akan dihisab dihari pembalasan kelak. Didunia lisan bisa bersilat, namun dihadapan Allah lisan tidak dapat berkutik sedikitpun. Kelak yang akan berbicara adalah tangan kita dan yang akan memberikan saksi adalah kaki kita. Wallahu a'lam bisshawab

Saudaramu..
Hamdani Aboe Syuja'

Sumber: Majalah elfata, edisi 06, vol 14/2014

0 komentar: